NYADRAN
Malakah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Drs. Moehadi, M.Pd.
Di susun oleh :
Nama : Arum Pramistyasari (10144600063)
Kelas : A-10
Program Studi : PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2010
NYADRAN
(Imogiri,
Bantul, Yogyakarta )
Arum
Pramistyasari
A. Permasalahan
Upacara nyadran dalam kebudayaan jawa
B. Pemaparan
Pelaksanaan upacara Nyadran juga
dapat mengantar derajat keberadaan para leluhur dari alam antara menuju ke alam
kedewataan atau surga dalam bahasa awamnya.
Suatu upacara
pasti mempunyai tata cara dalam pelaksanaannya, begitu juga dengan upacara
Nyadran. Urut-urutan pelaksanaan ritual ini sebenarnya tergantung masing-masing
tempat, waktu, dan penyelenggaranya. Secara garis besar, upacara Nyadran
mempunyai urut-urutan tata cara sebagai berikut:
a. rangkaian
kegiatan yang berupa membersihkan kuburan, halaman makam dan merehab supaya
tampak bersih. Hal ini dikerjakan secara bersama-sama (gotong rotong) oleh
masyarakat atau keluarga terutama yang mempunyai ikatan kekerabatan terhadap
leluhur atau orang yang dimakamkan di pekuburan itu. Pelaksanaannya menggunakan
sesaji yang sederhana.
b. upacara
Nyadran yang diatur sedemikian rupa dengan disertai sesaji yang lebih lengkap.
Upacara Nyadran juga menggunakan
sarana atau sesaji yang juga disesuaikan dengan tempat, waktu, kebutuhan, dan
pelaku. Sesaji memegang peranan
penting karena merupakan sarana penghantar doa manusia kepada Tuhan.
Sebuah upacara tanpa upakara atau sesaji adalah
kosong, sedangkan sesaji tanpa upacara adalah bohong. Maksudnya bila pengucapan
doa atau mantra pada upacara tersebut tidak disertai sesaji maka sama dengan
membohongi diri sendiri. Sebaliknya walaupun sesaji mewah tetapi tanpa ada
upacara dan puja yang diucapkan maka sesaji tersebut tak akan mempunyai arti.
Sesaji ini sehabis dipergunakan, dapat dimakan secara bersama-sama tanpa adanya
dinding pembatas antar warga.
Upacara
Nyadran yang dilakukan orang Jawa khususnya yang berada di daerah Solo,
Jogjakarta dan sekitarnya dan di tempat saya juga ada.Ini hingga saat ini masih
berjalan walaupun sudah hampir punah termakan oleh zaman. Biasanya manusia yang
masih ingat akan jasa leluhurnya dan tahu terima kasihlah yang melaksanakan
ritual ini.
Nyadran
adalah hari berkunjung ke makam para leluhur/kerabat yang telah mendahului.
Nyadran ini dilakukan pada bulan Ruwah atau bertepatan dengan saat menjelang
puasa bagi umat Islam.
Manusia
sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya seharusnya senantiasa berpikir,
bertindak, dan berkata yang baik dan benar.Hal ini juga harus dilandasi
kesadaran sebagai unsur yang penting dalam etika.
Untuk
menjaga keselarasan dan keseimbangan terhadap alam dan manusia lain yang
sama-sama diciptakan Tuhan ini, kita harus selalu bersikap baik kepada mereka,
jika kita mau diperlakukan baik juga. Hal ini dapat dicerminkan dari pikiran,
perkataan, dan tingkah laku kita sehari-hari.
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui asal usul dari nyadran.
2. Mengetahui perkembangan nyadran.
3. memperjelas pengertian dari nyadran.
D.
Manfaat
Senang, karena saya lebih tahu tentang apa itu nyadran dan bagaiman proses
berlangsungnya dilakukan upacara tersebut.
E. Pembahasan
Nyadran
adalah kegiatan selamatan kepada arwah orang yang sudah meninggal mendahului
kita. Setelah selamatan pada hari ke 1000, barulah Nyadran dilaksanakan tiap
tahunnya, biasanya menjelang hari Ramadhan.
F. Penutup
a. Kesimpulan
Upacara
Nyadran yang dilaksanakan di daerah Solo, Jogjakarta dan sekitarnya ini
merupakan ritual tahunan yang berlangsung pada saat menjelang hari raya lebaran
atau ramadhan. Pelaksanaan upacara ini memang tidak kelihatan seperti dulu
karena sekarang sudah termakan zaman yang semakin maju.
Makna sosial kemasyarakatan juga
terkandung dalam upacara Nyadran. Adanya kegiatan gotong royong baik antar
warga maupun keluarga saat tahap besik mencerminkan rasa saling
menghargai dan tolong menolong. Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaan upacara
ini, khususnya besik, tidak ada pembedaan pangkat, derajat, kaya atau miskin,
dan agama. Hal ini menunujukkan ikatan kekerabatan yang begitu erat.
b. Saran
Dalam melaksanakan upacara Nyadran
hendaknya didasari rasa tulus ikhlas dan keyakinan, seperti pepatah Jawa “sepi
ing pamrih rame in gawe” yang artinya jika kita melakukan suatu pekerjaan
hendaknya jangan memikirkan imbalan atau hasilnya karena imbalan itu akan hadir
sesuai dengan karmanya atau jasanya, termasuk disini dalam upacara Nyadran.
Narasumber :
Nama : Choiri,S.ag
Kedudukan : Pengelola kb.Putra Harapan
Tempat tanggal lahir : 5 Mei 1967
Hari, tangal : Sabtu, 25 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar