Sabtu, 20 Oktober 2012

tugas Agama Islam


NYADRAN

Malakah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Drs. Moehadi, M.Pd.






Di susun oleh :

Nama               : Arum Pramistyasari     (10144600063)
Kelas               : A-10
Program Studi : PGSD



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2010





NYADRAN
(Imogiri, Bantul, Yogyakarta)
Arum Pramistyasari

A.    Permasalahan
Upacara nyadran dalam kebudayaan jawa
B.    Pemaparan
            Pelaksanaan upacara Nyadran juga dapat mengantar derajat keberadaan para leluhur dari alam antara menuju ke alam kedewataan atau surga dalam bahasa awamnya.
Suatu upacara pasti mempunyai tata cara dalam pelaksanaannya, begitu juga dengan upacara Nyadran. Urut-urutan pelaksanaan ritual ini sebenarnya tergantung masing-masing tempat, waktu, dan penyelenggaranya. Secara garis besar, upacara Nyadran mempunyai urut-urutan tata cara sebagai berikut:
a.  rangkaian kegiatan yang berupa membersihkan kuburan, halaman makam dan merehab supaya tampak bersih. Hal ini dikerjakan secara bersama-sama (gotong rotong) oleh masyarakat atau keluarga terutama yang mempunyai ikatan kekerabatan terhadap leluhur atau orang yang dimakamkan di pekuburan itu. Pelaksanaannya menggunakan sesaji yang sederhana.
b.  upacara Nyadran yang diatur sedemikian rupa dengan disertai sesaji yang lebih lengkap.

            Upacara Nyadran juga menggunakan sarana atau sesaji yang juga disesuaikan dengan tempat, waktu, kebutuhan, dan pelaku. Sesaji memegang peranan penting karena merupakan sarana penghantar doa manusia kepada Tuhan.
Sebuah upacara tanpa upakara atau sesaji adalah kosong, sedangkan sesaji tanpa upacara adalah bohong. Maksudnya bila pengucapan doa atau mantra pada upacara tersebut tidak disertai sesaji maka sama dengan membohongi diri sendiri. Sebaliknya walaupun sesaji mewah tetapi tanpa ada upacara dan puja yang diucapkan maka sesaji tersebut tak akan mempunyai arti. Sesaji ini sehabis dipergunakan, dapat dimakan secara bersama-sama tanpa adanya dinding pembatas antar warga.
            Upacara Nyadran yang dilakukan orang Jawa khususnya yang berada di daerah Solo, Jogjakarta dan sekitarnya dan di tempat saya juga ada.Ini hingga saat ini masih berjalan walaupun sudah hampir punah termakan oleh zaman. Biasanya manusia yang masih ingat akan jasa leluhurnya dan tahu terima kasihlah yang melaksanakan ritual ini.
            Nyadran adalah hari berkunjung ke makam para leluhur/kerabat yang telah mendahului. Nyadran ini dilakukan pada bulan Ruwah atau bertepatan dengan saat menjelang puasa bagi umat Islam.
            Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya seharusnya senantiasa berpikir, bertindak, dan berkata yang baik dan benar.Hal ini juga harus dilandasi kesadaran sebagai unsur yang penting dalam etika.
            Untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan terhadap alam dan manusia lain yang sama-sama diciptakan Tuhan ini, kita harus selalu bersikap baik kepada mereka, jika kita mau diperlakukan baik juga. Hal ini dapat dicerminkan dari pikiran, perkataan, dan tingkah laku kita sehari-hari.
C.    Tujuan
1.  Untuk mengetahui asal usul dari nyadran.
2.  Mengetahui perkembangan nyadran.
3.  memperjelas pengertian dari nyadran.
D.      Manfaat
Senang, karena saya lebih tahu tentang apa itu nyadran dan bagaiman proses berlangsungnya dilakukan upacara tersebut.
E. Pembahasan
            Nyadran adalah kegiatan selamatan kepada arwah orang yang sudah meninggal mendahului kita. Setelah selamatan pada hari ke 1000, barulah Nyadran dilaksanakan tiap tahunnya, biasanya menjelang hari Ramadhan.

F. Penutup
a.  Kesimpulan
       Upacara Nyadran yang dilaksanakan di daerah Solo, Jogjakarta dan sekitarnya ini merupakan ritual tahunan yang berlangsung pada saat menjelang hari raya lebaran atau ramadhan. Pelaksanaan upacara ini memang tidak kelihatan seperti dulu karena sekarang sudah termakan zaman yang semakin maju.
Makna sosial kemasyarakatan juga terkandung dalam upacara Nyadran. Adanya kegiatan gotong royong baik antar warga maupun keluarga saat tahap besik mencerminkan rasa saling menghargai dan tolong menolong. Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaan upacara ini, khususnya besik, tidak ada pembedaan pangkat, derajat, kaya atau miskin, dan agama. Hal ini menunujukkan ikatan kekerabatan yang begitu erat.
b.  Saran
       Dalam melaksanakan upacara Nyadran hendaknya didasari rasa tulus ikhlas dan keyakinan, seperti pepatah Jawa “sepi ing pamrih rame in gawe” yang artinya jika kita melakukan suatu pekerjaan hendaknya jangan memikirkan imbalan atau hasilnya karena imbalan itu akan hadir sesuai dengan karmanya atau jasanya, termasuk disini dalam upacara Nyadran.





Narasumber :
Nama                          : Choiri,S.ag
Kedudukan                : Pengelola kb.Putra Harapan
Tempat tanggal lahir  : 5 Mei 1967
Hari, tangal                : Sabtu, 25 Desember 2010















Tidak ada komentar:

Posting Komentar